Lorong Gelap Istana, Ini Kata Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn

GAYABEKASI.ID || Di suatu negeri yang gemah ripah loh jinawi, berdiri sebuah Istana megah. “ Cahaya “ di sekitar istana, memancar hingga ke pelosok negeri. Namun, sang Raja, tidak memahami ada sudut gelap, yang oleh sang Raja diartikan sebagai kebaikan dan kebenaran untuk negeri dan rakyat yang dipimpinnya.

Sudut-sudut gelap itupun menjelma menjadi benteng sang Raja. Raja seolah tak mampu mengemban titahnya sendiri. Istana yang megah pun telah menjadi ruang kosong.

Padahal, sudut-sudut gelap istana tersebut, jika sang Raja memahami secara sadar dengan menggunakan ketajaman intuisi sebagai seorang Raja, akan menyadari bahwa sudut-sudut gelap yang berada di istana adalah penyesat yang akan menjerumuskan sang Raja, jelang kekuasaan paripurna.

Jika sang raja terus menerus memandang sudut gelap di istananya sebagai kebenaran maka raja tersebut akan tergelincir dalam lumpur kenistaan yang tidak termaafkan oleh rakyat dan orang-orang yang mendukungnya.

Raja sepeti kehilangan kewaskitaannya, takut kehilanga powerya sebagai manusia setengah dewa dalam khayalannya. Raja tidak sadar, bom waktu mengintainya, tinggal menunggu meledaknya saja. Hal itu tidak disadari sang raja di tempat Istana terang benderang nan megah, karena tertutup oleh sudut gelap.

Dari penggalan kisah tersebut, kekuasaan menuntut kita untuk selalu waspada terhadap orang-orag di sekeliling kita. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengubah cara memandang diri sendiri dan memperlakukan orang lain.

Namun paradoks ini juga memperjelas betapa pentingnya menantang mitos-mitos mengenai kekuasaan, yang membujuk kita untuk memilih pemimpin yang salah dan menoleransi penyalahgunaan kekuasaan.


Pos terkait