Kembali Menjadi Anggota Dewan IMO Kategori C, Indonesia Harus Mampu Perjuangkan Kedaulatan Maritim

“Ini bisa kita jadikan momentum bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya yang tinggal di pesisir laut untuk kembali mencintai budaya bahari. Laut bukan dijadikan sebagai tempat sampah untuk orang yang tidak berguna, seperti anekdot yang sering diucapkan di masyarakat yakni ‘ke laut aja’. Dan, kenyataannya juga laut jangan dijadikan lokasi pembuangan sampah dari rumah tangga ataupun pabrik. Laut merupakan sumber pangan ikan bagi rakyat indonesia,” tegasnya.

Sejarah juga telah menunjukkan bahwa nenek moyang kita juga tangguh di lautan. Sebut saja di masa Sriwijaya dan Majapahit maju disebabkan tata kelola di bidang kemaritiman kala itu sudah maju. Kedua kerajaan itu runtuh karena pada saat itu pihak Kolonial Belanda menjajah Indonesia untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yang begitu diminati di negara eropa. 

Bacaan Lainnya

Kejayaan Nusantara di kemaritiman itu yang mungkin mendorong pemerintahan Presiden Joko Widodo menginginkan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Karena menggunakan kekayaan maritim untuk kesejahteraan rakyat. 

Lebih lanjut bagi Capt. Hakeng yang juga salah seorang pendiri AKKMI bahwa pihaknya menyambut baik dengan keberhasilan Indonesia di  anggota Dewan IMO Kategori C. Karena ini merupakan kesempatan Indonesia ikut serta dalam menentukan kebijakan kemaritiman dunia.

“Dengan menjadi anggota Dewan IMO Kategori C itu membuat Indonesia dapat ikut serta dalam menyusun kebijakan maritim internasional. IMO  merupakan perwakilan dari negara-negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam transportasi laut dan maritim serta mewakili semua wilayah geografis utama dunia,” tuturnya.

Capt. Hakeng juga menaruh harap besar dengan Indonesia menjadi anggota Dewan IMO Kategori C untuk lebih dapat menjaga keamanan perairan dan keselamatan. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.

Pos terkait