Prof. K.H. Nasaruddin Umar Himbau ASN Jadi Pecinta Sejati Karena Allah Menciptakan Hambanya dengan “Cinta”.

GAYABEKASI.ID l HUMAS SETJEN DPKN – Bulan Suci Ramadhan 1445 H tinggal menghitung hari, itu artinya seluruh umat muslim akan menunaikan ibadah Puasa. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan pengampunan dari Allah SWT.

Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ini, Dewan Pengurus KORPRI Nasional menyelenggarakan Seri Webinar ke-53 KORPRI Menyapa ASN dengan tema “Tausiyah Menyongsong Ramadhan 1445 H” secara virtual pada Kamis (7/3/2024), yang dibuka secara resmi oleh Ketum KORPRI, Prof Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH.

Bacaan Lainnya

Webinar ini menghadirkan Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., Imam Besar Masjid Istiqlal dan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia 2011 – 2014, sebagai narasumber.

Prof. Nasaruddin dalam tausiyahnya menjelaskan bahwa terlambat menjemput Ramadhan kalau baru dijemput pada malamnya, karena Rasulullah SAW, menganjurkan ummatnya untuk menjemput Ramadhan dua bulan sebelumnya.

“Pendaratan Ramadhan dimulai bentangan karpet merahnya pada bulan Rajab, di bulan ini berangsur meninggalkan dosa-dosa langganan, sehingga tidak lagi berkelanjutan. Mulai memperbaiki

silaturrahmi dengan orang tua, saudara kandung yang selama ini terabaikan, dan mulai menziarahi makam orang tua yang dicintai serta guru-guru yang telah berjasa.”

Di bulan Sya’ban, mulailah dengan meningkatkan kualitas pribadi, bersahabat dengan tasbih, menutup aurat, membaca Al Qur’an dan tidak lagi meninggalkan ibadah sunnah lainnya. Bulan Rajab dan Sya’ban diharapkan sebagai momentum

membersihkan diri menjelang Ramadhan datang, agar energi spritual yang diperoleh di bulan ramadhan tidak lagi habis untuk membersihkan diri, tetapi dimanfaatkan untuk mi’raj, mendaki ke atas sampai puncak. Lanjut Anregurutta.

“Bertobatlah, karena sebesar apapun dosa yang pernah dilakukan, pengampunan Tuhan jauh lebih besar, tidak ada beban bagi Allah untuk mengampuni hambanya dan tidak juga ada untungnya bagi Allah menyiksa hambanya. Allah meniptakan hambanya dengan cinta. 99 nama Allah,

80% bersifat feminim dan hanya 20% bersifat maskulin. Lembaran demi lembaran Al Qur’an penuh dengan cinta Tuhan. Seluruh kitab suci Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an pemadatannya adalah surah Al Fatihah. Pemadatan Al Fatihah adalah ayat pertamanya

“Bismillahirrahmanirrahim” dan apabila dipadatkan ada di dua kata terakhir yaitu “Ar Rahman dan Ar Rahim”, yang merupakan induknya “Asmaul Husna” dan berasal dari satu kata “Rahima” yang berarti “Cinta”. Jadi tidak benar kalau ada yang mengatasnamakan Islam tapi mengumbar kebencian dan kemarahan”. Papar Dewan Pakar DP KORPRI Nasional ini.

“Bulan suci Ramadhan itu ajaib. Sejarah perjalanan Islam, menurut para sejarawan, lebih tepat disebut sejarah Ramadhan, karena hampir semua peristiwa monumental dalam sejarah Islam yang heboh dan hebat itu terjadi di Bulan suci Ramadhan.

Tidak ada artinya melewati Ramadhan kalau tidak membuat kalkulasi, introspeksi dan retrospeksi, maka harus ada peningkatan kualitas iman, dari yang semula kurang ikhlas menjadi lebih Ikhlas”.

Ikhlas ada dua, Mukhlis dan Mukhlas. Mukhlis adalah berbuat sesuatu untuk Allah tetapi dipamerkan dan dipublikasikan serta merasa bangga saat dipuji.

Sedangkan Mukhlas berbuat kebaikan tetapi sedih ketika dipuji dan tidak mau diketahui oleh bumi, hanya ingin diketahui oleh langit. Maka ramadhan seyogyanya menaikkan kelas dari Mukhlis menjadi Mukhlas. Jelas Prof. Nasar.

Webinar ini dipandu oleh Noor Sekar Mentari, A.Md.AK, dan diikuti oleh ribuan anggota KORPRI, baik melalui Zoom Meeting atau live streaming di kanal Youtube.(Arif)


Pos terkait