Waduh ! Diduga Salah Satu SMK Di Garut Lakukan Mark’up Siswa Dan Terendus Aroma Busuk Korupsi Dana Bos

GAYABEKASI.ID, – GARUT – Senin, 25/10/2021 Akhir akhir ini persoalan yang mendera instansi pendidikan semakin kompleks, di sisi lain tuntutan para tenaga kependidikan kepada pemerintah juga mencuat, beberapa hari kebelakang Ratusan Guru honorer Kabupaten Garut sempat melakukan aksi didepan gedung DPRD namun berhasil digagalkan oleh aparat keamanan,

dikarenakan masih dalam suasana PPKM Level 2, jelas akan berpotensi menciptakan kerumunan massa, dan berpotensi terjadi penyebaran Corona virus disease, walaupun menyampaikan pendapat dimuka umum gagal digelar,ke esokan harinya dilanjutkan dengan Audiensi di DPRD Garut, dan dihadiri oleh sekda kabupaten garut.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut dilakukan semata hanya menuntut hak para guru honor yang sudah lama mengabdi, dan tak kunjung ada kepastian kapan mereka akan diangkat menjadi PNS, yang saat ini program tersebut digantikan dengan PPPK.

Disisi lain pelaksanaan kegiatan yang ada di sekolah, banyak yang terindikasi melanggar regulasi, baik pelanggaran terhadap undang undang maupun Permendikbud, bahkan kepada ASN tertentu kerap terjadi pelanggaran terhadap regulasi yang berlaku dan cenderung dibiarkan, alias tidak ada tindakan apa apa terhadap pelanggarnya.

Perlu diketahui oleh khalayak, bahwa pemerintah dalam rangka memberikan tanggung jawabnya sesuai amanat konstitusi, dan kesepakatan dengan DPR-RI pemerintah wajib mengalokasi anggaran sebesar 20% Dari total APBN khusus untuk biaya pendidikan dan hal tersebut sudah direalisasikan.

Namun dalam penelusuran awak media dilapangan Kamis, 21/10/2021 tepatnya pukul 10.30 wib., saat melakukan tugas jurnalistik kontrol sosial, ditemukan dugaan justru di salah gunakan oleh oknum pengelola sekolah/Kepala Sekolah dengan modus yang bermacam macam.

Contoh kasus yang terjadi di SMK Tunas Nusantara Garut, sekolah ini sangat patut untuk diduga melakukan Mark’up jumlah siswanya. saat disambangi oleh awak media diterangkan oleh staf tata usaha, bahwa kepala sekolah sedang ada dibandung, maka awak media meminta keterangan kepada salah satu guru kelas yang enggan disebut namanya.

Diterangkan bahwa sekolah SMK Tunas Nusantara Didirikan pada tahun 2015 silam, pertama sekolah ini hanya mampu membangun 3 ruang kelas saja, namun kini SMK Tunas Nusantara sudah mempunyai 7 ruang kelas atau 7 rombongan belajar (Rombel) tuturnya.

Terkait kapasitas siswa per rombelnya, tentu sesuai Permendikbud tandasnya, untuk keterangan detailnya silahkan menghubungi bidang kesiswaan, atau bidang kurikulum atau langsung kepada kepala sekolah pungkasnya sembari berpamitan dikarenakan ada urusan yang lain.

Sejenak awak media minta ijin untuk mengambil gambar ditiap tiap kelas, alhasil setiap kelasnya hanya di isi oleh kurang lebih 20 siswa saja, bahkan ada satu ruangan yang sudah kosong, temuan lainya adalah,

sekolah ini melaksanakan pelajaran tatap muka tanpa menggunakan protokol kesehatan, padahal saat ini masih dalam masa Pandemi Covid -19 yang khususnya kabupaten Garut masih berstatus level 3 namun faktanya sekolah ini menggelar PTM tak memperhatikan prokes, baik siswa maupun guru (tidak pakai masker).

Pos terkait