Sikap dan Tutur Kata Seorang Pemimpin Harus Dijaga, Begini Pendapat Dr. Suriyanto Pd, SH, MH, M.Kn

GAYABEKASI.ID || JAKARTA — Video pidato calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang mengatakan ‘Ndasmu Etik’ viral, dan menjadi sorotan masyarakat. Dalam budaya jawa, ucapan tersebut terkesan kasar dan menanggalkan nilai-nilai kesopanan. Apalagi, diucapkan oleh calon presiden.

Dalam petikan video saat berlangsung pidato Prabowo di depan kader Partai Gerindra yang beredar di media sosial, ia mengungkit kembali pertanyaan Anies tersebut.

“Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik..etik. etik…ndasmu etik!” kata Prabowo di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra yang digelar tertutup di JIExpo, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Desember 2023.

Pernyataan tersebut tak layak diucapkan oleh calon pemimpin bangsa. Karena etika adalah landasan norma dan asas untuk menjaga dan menegakkan kehormatan serta keluhuran. Hampir semua budaya masyarakat Indonesia Jawa, Sunda, Batak, Melayu dan lain-lain mengajarkan etika sebagai panduan hidup.

Tanpa etika, kita akan hidup seperti hewan. Hidup tanpa etika jadi homo homini lupus, manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Bangsa kita tidak demikian, nenek moyang kita sudah mengajarkan etika. Etika dan keluhuran budi, termasuk dalam berucap, telah lekat dalam diri masyarakat dan diajarkan oleh leluhur dan orang tua kita untuk menghargai orang lain. Seorang calon pemimpin seharusnya tidak berucap melampaui batas, meski hal itu hanya candaan.

Seorang pemimpin harus menjaga tutur kata, sikap dan sifat sehingga tidak keluar perkataan yang menyimpang dari etika dan memahami bahwa Indonesia merupakan bangsa yang beragam dari sisi budayanya.

Secara harafiah, ‘ndasmu’ diambil dari bahasa Jawa yang artinya ‘kepalamu’. Sedangkan ‘etik’ merupakan kumpulan nilai yang berkenaan dengan akhlak terkait benar-salah. Namun, tone ‘ndasmu’ biasanya dipakai sebagai ungkapan yang kasar.

Pos terkait