Disinyalir Project RDF Icon TPST Bantar Gebang Bakalan Mangkrak Tak Sesuai Program

GAYABEKASI.ID || KOTA BEKASI — Sudah berjalan Kurang lebih satu tahun sejak diresmikan belum terlihat aktivitas produksi dari adanya Refuse Derived Fuel (RDF) yang berada dalam zona area TPST Bantargebang, padahal secara kasad mata terlihat jelas gunung sampah menggunung dengan kapasitas overload diatas areal keseluruhan yaitu 117,5 H

Dengan pembagian beberapa zona areal yang dilengkapi lingkaran jalan sekeliling areal berupa sarpras jalan dan drainase serta tembok penahan gunung sampah yang overload banyak terlihat rusak dan hancur parah tak layak dilintasi armada sampah open-out ke arah zona pembuangan

Bikin armada pengangkut (Sopir) sampah harus bertaruh nyawa untuk dapat melintasinya pada saat terparah musim penghujan saking parahnya. Ketua KPNas (Koalisi Persampahan Nasional) Bagong Suyoto menyayangkan sekali kondisi saat ini

“Pemerintah DKI Jakarta sudah tidak lagi merespon keadaan, dalam hal ini Dinas LHK Provinsi DKI Jakarta untuk hal memperbaiki dan menata serta mampu memproduksi sampah dengan tatakelola yang sudah tidak sesuai ketentuan melainkan hanya fokus memborbardir import sampah ke TPST Bantargebang saja tanpa peduli overload di zona area.” Paparnya

Lebihlanjut dikatakan,

“Setiap harinya Provinsi DKI Jakarta memasok sampah kisaran 7500 ton sampai dengan 7800 ton sampah pada saat normal musim yang diperparah lagi ketika musim hujan hampir kurang lebih dalam hitungan per-24 jam sampah masuk sekitar 12000 ton terdiri dari sampah liar

Seperti sampah peralatan meubeuler, lemari, kasur/ springbed, kayu pohon Dan lain lain, tumpah ruah berserakan menambah pasokan gunung sampah menggunung mencapai 40 km ketinggian dan hal ini tidak mungkin masuk ke planing job technologhi RDF pastinnya.” Tegas Mas Bagong Suyoto sembari tersenyum kritis.

Pos terkait