Mahasiswa Yang Kuliah di Luar Negeri Harus Pulang Bangun Indonesia

Bacaan Lainnya

GAYABEKASI.ID | JAKARTA – Talenta-talenta masa depan Indonesia yang sudah menempuh pendidikan tersebar di berbagai negara. Salah satu kantong mahasiswa Indonesia terbesar berada di negara tetangga Australia.

Kontribusi mereka di masa depan modal besar menjadikan Indonesia salah satu kekuatan dunia. Ditambah dengan bonus demografi di tahun 2045.

Staf Khusus Milenial Presiden Billy Mambrasar mengajak para mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Australia tak lupa Tanah Air usai menyelesaikan studinya.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan di hadapan Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) University of Melbourne Australia.

“Indonesia membutuhkan talenta-talenta terbaik, untuk dapat membangun Indonesia, mendongkrak negara ini menuju negara maju, dan jangan sampai kita mengalami brain drain, karena talenta-talenta terbaik kita pergi meninggalkan negaranya setelah studi,” ucap kata Billy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 31 Maret 2023.

Dalam paparannya, Billy mengutip data dari Kemenkominfo bahwa pada 2030 nanti, Indonesia membutuhkan tambahan 47 juta talenta digital untuk mendorong menjadi negara maju. Selain itu, Indonesia kekurangan 260 ribu insinyur setiap tahunnya, untuk mendorong sektor pembangunan kritikal.

Putra daerah Papua itu berharap agar mahasiswa Indonesia tidak lupa dengan kampung halamannya sendiri setelah lulus nanti. Indonesia membutuhkan uluran tangan mereka untuk membangun bangsa ke depannya.

Di kesempatan yang sama CEO Bukalapak, Willix Halim bercerita keputusannya untuk kembali ke Indonesia, dan ikut merintis salah satu perusahaan marketplace karya anak bangsa. Hal ini didasari kecintaannya dan keinginannya untuk membangun negerinya sendiri.

Menurut Willix, kenyamanan berbisnis di sektor startup, khususnya digital, jauh lebih tinggi dirasakan di Indonesia, dibandingkan dengan di Australia.

“Saya melihat bahwa Pemerintah Indonesia, khususnya di era Jokowi ini, memberikan perhatian yang luar biasa kepada sektor startup dan digital, jika dibandingkan dengan Australia.

Saya memiliki bisnis yang saya dirikan di Australia sini yang sekarang sudah IPO, dan sekarang saya memutuskan pulang ke Indonesia. Saya melihat kesempatan dan lingkungan bisnis di sektor di Indonesia jauh lebih besar,” ungkap Willix.

Di kesempatan yang sama pula, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menambahkan sektor BUMN saat ini menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja. Dari itu, membutuhkan suntikan energi baru dari talenta terbaik Indonesia termasuk mereka yang tengah studi di luar negeri.

Oleh sebab itu, Kartika meminta agar para mahasiswa Australia ini dapat mempertimbangkan untuk bergabung memperkuat BUMN-BUMN di Indonesia, sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari.

The Forum ini merupakan talkshow tahunan yang diusulkan sebagai wadah bagi Pelajar Indonesia untuk berinteraksi dengan para pakar dan tokoh masyarakat tentang isu-isu seputar politik, ekonomi, dan masyarakat Indonesia.

Presiden PPIA Melbourne Bryan Nathanael, menyampaikan tahun ini mengusung tema “Inovasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia”. Dan hasil diskusi dari acara ini akan diberikan menjadi rekomendasi pembangunan kepada Pemerintah Indonesia.

Australia merupakan salah satu negara dengan jumlah pelajar Indonesia terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Canberra Australia,

saat ini tercatat ada 11,000 Mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Australia, menjadikan negara ini menjadi salah satu negara terfavorit tujuan studi mahasiswa Indonesia. (Abii)


Pos terkait