Bahas Kekuatan Kamboja pada ASEAN 2022, Bakamla RI Hadiri FGD Kemenko Polhukam

Kedua,Territorial Disputes / Sengketa wilayah yang mencangkup permasalahan, sengketa perbatasan antar negara anggota ASEAN dan Klaim Cina di Laut Cina Selatan melalui sembilan garis putus-putus (Nine Dash Line).

Ketiga, Geopolitical rivalry / Rivalitas geopolitik. Hal ini menyangkut permasalahan pembentukan aliansi politik dan militer China yang telah membangun militernya di kawasan ASEAN yang menimbulkan ancaman ketidakseimbangan bagi negara-negara pesisir di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Keempat, Heavily militarized / Militerisasi, yang mencangkup permasalahan adu kekuatan di LCS dan konflik Zona Abu-abu. Hal tersebut menjadi dua tantangan terbesar bagi Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara.

“Pengaruh sengketa di LCS terhadap kompetisi AS, Australia, China dan Indonesia, berpotensi menjadi konflik bersenjata yang dapat membesar, “Imbuh Prof. Anak Agung banyu Perwita.

Secara terpisah Laksma Bakamla Sandy M Latief mengatakan kegiatan FGD ini menjadi referensi penting bagi langkah Bakamla RI mengemban amanah diplomasi maritim untuk menciptakan situasi keamanan dan keselamatan laut yang damai serta stabil di kawasan ASEAN.

Hadir pula narasumber lainnya yakni Dr. Arfin Sudirman SH dari Kapus Study ASEAN Unpad Bandung dan Chery Sidharta M Hint Direktur kerja sama Eksternal Asean Kementerian Luar Negeri.


Autentikasi : Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Dr. Wisnu Pramandita, S.T., M.M., M.Tr. Hanla.

Pos terkait