Hingga Akhir Tahun 2021, Banyak Proyek Infrastrukur Di Trenggalek Belum Kelar Dikerjakan

 
GAYABEKASI.IDTRENGGALEK – Menjelang akhir tahun 2021, sejumlah proyek bernilai milyaran rupiah di Kabupaten Trenggalek belum tuntas dikerjakan. Proyek-proyek tersebut tersebar di beberapa dinas, antara Lain Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Perdagangan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

Bacaan Lainnya

Pada Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tercatat ada 3 pekerjaan yang belum terselesaikan hingga hari terakhir tahun ini, yakni Pembangunan Gedung Penunjang Medis RS Panggul senilai Rp. 4.452.050.564,46, Pembangunan Gedung CSSD RS Panggul senilai Rp. 1.063.457.236,30, serta Bangunan Gedung Garasi/Pool Puskesmas Panggul senilai Rp. 197.162.796,31.

Pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup ada Pekerjaan RTH dan Pujasera Eks Dispendukcapil senilai Rp. 1.166.297.401,34, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja ada Pembangunan Rumah Pengolahan Susu senilai Rp. 1.199.287.018,94, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan

Perdagangan ada Pembangunan Pasar Tugu senilai Rp. 3.053.111.090,98, Dinas Pendidikan dan Olahraga ada Rehabilitasi Ruang Kelas SMP Negeri 2 Munjungan senilai Rp. 883.958.547,43, sedangkan pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang ada Peningkatan Jalan Menuju Gudang Senjata Parakan ; Gador – Pingit ; Kerjo Tapan senilai Rp. 1.982.267.317,90 dan beberpa pekerjaan Talud Sungai yang sampai tanggal 31 Desember ini belum selesai pengerjaannya.

Seperti halnya Pembangunan Gedung Penunjang Medis RS Panggul yang seharusnya selesai tanggal 22 Desember, pihak pelaksana saat di hubungi Awak media pada tanggal 27 Desember beralasan keterlambatan karena terkendala cuaca hujan dan jauhnya lokasi.

Sangat terkesan sebuah alasan yang mengada-ada karena persoalan cuaca dan lokasi tentunya sudah diperhitungan sebelum perusahaan pelaksana melakukan penawaran.

Sementara menurut informan yang tidak mau disebut namanya mengatakan Rehabilitasi Ruang Kelas SMP Negeri 2 Munjungan pada Dinas Pendidikan dan Olahraga

diserahterimakan (PHO) kemarin ketika progres pengerjaan masih 82%, tentunya hal seperti ini tidak harus terjadi karena progres pekerjaan jelas jelas belum rampung 100% tuturnya.

Sementara itu Ketua Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia Kabupaten Trenggalek, Bambang Wahyudi, ketika ditemui di kediamannya mengatakan, “Keterlambatan proyek-proyek ini sebenarnya bukan karena kendala teknis.

Ada beberapa factor yang melatarbelakanginya, antara lain: Penawaran yang sangat rendah dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan pengawasan yang kurang ketat. Penawaran yang tidak wajar membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi asal-asalan dan akhirnya tidak dapat tepat waktu.”

Masih menurut Bambang Wahyudi, kondisi ini harus mendapat perhatian serius karena proyek-proyek tersebut dibiayai dengan uang rakyat. “Soal keterlambatan beberapa proyek tersebut sangat merugikan rakyat, karena dibangun dengan uang dari rakyat.

Hal ini harus menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek agar tidak terulang hal serupa di tahun-tahun mendatang. Dan kami dari GABPEKSI Trenggalek akan

melakukan pengawasan bagaimana proyek-proyek gagal atau terlambat tersebut dalam pembayaran termynnya. Jangan sampai pekerjaan belum selesai 100% tetapi pembayaran sudah 100%.” pungkasnya. (Nena) 

Pos terkait