Gusma turut menekankan kemandirian organisasi dalam sosialisasi pertashop kepada para kader. “Harapannya, implementasi pertashop di daerah akan memperkuat kemandirian organisasi sebagai bagian dari penguatan kader di daerah.
Kedepannya kita juga akan melaksanakan MoU dengan BRI dan BRI link sebagai bagian integral dari upaya penguatan bisnis dan kemandirian organisasi Pemuda Katolik” jelas Gusma.
Narasumber yang turut hadir Ketua PMO Tim Percepatan Implementasi Pertashop Kementerian BUMN, Agoosh Yoosran menambahkan Pertashop hadir karena pemerintah ingin memberikan kesempatan luas kepada masyarakat, BUMDes maupun pengusaha lokal untuk menjadi lembaga penyalur BBM resmi berkualitas dan ramah lingkungan dari Pertamina.
Untuk itulah Agoosh atau akrab disapa Eway mengajak berbagai pihak khususnya masyarakat ataupun calon mitra, untuk tak ragu mendirikan Pertashop di wilayahnya. “Persyaratan mendirikan Pertashop lebih sederhana. Luas lahan Pertshop minimal 210 m2. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan satu unit Pertahsop mencapai Rp 300 juta,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Departemen Penataan & Distribusi Kader,Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa menyebutkan bahwa sosialisasi ini menjadi titik permulaan bagi kader Pemuda Katolik untuk menekuni dunia bisnis sebagai bagian dari penguatan ekonomi kader. “Sosialisasi Pertashop ini sangat bagus untuk mengedukasi dan memunculkan jiwa bisnis di kalangan anak-anak muda Pemuda Katolik”, pungkas Marcellus.
Sumber : Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa