PonPes Halqoh El Istighosah gelar
Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H bersama Gus Muwafiq

GAYABEKASI.ID | KAB.BEKASI – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriah yang digagas Pondok Pesantren Halqoh El Istighosah di kp.walahir karangharja Cikarang utara,
Sabtu (1/10/22) malam hingga Minggu dinihari, diisi ceramah ulama kharismatik KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) dari Yogyakarta.

KH. Ahmad Muwafiq atau lebih popular dengan sebutan kiai Muwafiq atau Gus Muwafiq merupakan salah seorang ulama, kiai, dan ustadz dari Nahdlatul Ulama yang kini tinggal di Sleman, Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Beliau pernah menjabat sebagai asisten pribadi KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, termasuk juga ketika Gus Dur menjadi pejabat nasional sebagai presiden Republik Indonesia keempat.

Gus Muwafiq juga merupakan seorang pengasuh salah satu pesantren di Sleman, Yogyakarta. Meski jadwal pengajian yang harus dihadiri olehnya cukup padat, namun ia masih tetap berusaha mengasuh santri-santrinya dalam konteks kehidupan dunia pesantren.

Dalam tausyiahnya, Gus Muwafiq menyampaikan tentang sejarah penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad beserta sahabat.

Selama kurang lebih 2 jam, Gus Muwafiq menyampaikan tausyiah dengan bahasa yang ringan, jelas dan dapat dimengerti santri dan warga yang ikut menghadiri acara ini.

Gus Muwafiq mengatakan, dengan memahami dan memaknai peringatan Maulid Nabi Muhammad, diharapkan kesatuan dan persatuan diantara saudara muslim di Indonesia menjadi semakin padu dan harmonis.

KH Ahmad Muwafiq mengatakan, jangkauan dakwah Nabi Muhammad saw dalam menyiarkan agama Islam bukan lagi pada tahap keluarga, suku, dan satu bangsa. Nabi Muhammad memiliki jangkauan menjadi nabi untuk menjadi Rahmatan lil Alamin.

”Ini perbedaan para nabi dengan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi nabi ketika manusia sudah menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-suku dan itu harus dijangkau semuanya.

Makanya dari situlah Nabi Muhammad dilahirkan di Kota Makkah.
Makkah adalah awal-awal di mana manusia mengenal Allah SWT,” kata juru dakwah asal Yogya itu.

Dalam kesempatan ini, Gus Muwafiq menyampaikan sejumlah tipologi seorang ulama. Menurutnya, ulama itu beragam sesuai dengan disiplin keilmuan dan kondisi sosial yang dihadapinya.

Ia menjelaskan, dengan ulama yang berbeda-beda ini, maka seperti hari inilah yang terjadi. Menurutnya, ulama adalah ujung tombak dalam menyebarkan dakwah dan misi agama Islam.

“Dinamika ulama yang bervariasi itulah yang akhirnya kemudian menyadarkan semuanya, Bahwa ulama dalam menyikapi sesuatu tidak ngotot selama tidak berkaitan dengan hal-hal yang prinsipil. Karena semua ulama itu sumbernya sama, yaitu dari Rasulullah SAW,” jelasnya.

Menurut Gus Muwafiq, ada manusia tertentu yang beruntung bisa bertemu dengan Rasulullah.

Mereka itu dinamakan Sahabat
Sementara yang tidak bertemu dengan Rasulullah tapi ketemu dengan sahabat, itu namanya Tabi’in. Dan yang bertemu dengan sahabat dan tabi’in namanya tabiut tabi’in.

“Jadi, kita ini adalah orang-orang yang mengikuti Rasulullah tapi hidup di zaman para ulama. Makanya kita itu bersahaja,” katanya.

Gus Muwafiq menyebutkan, bahwa atas kesadaran ulama ia tidak memaksakan kehendak harus sama dengan di zaman Nabi Muhammad SAW.

Diujung acara Gus muwafiq menutup dengan doa bersama sebagai penutup acara ini.


Zulfan Flora

Pos terkait