Pemuda Katolik Gagas Gerakan Pemuda Penggerak Transformasi Digital

GAYABEKASI.ID | JAKARTA — Menuju Rakernas pada bulan Mei mendatang, Pemuda Katolik bersama dengan Kominfo menggelar Pra Kick-Off “Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Transformasi Digital” bertempat di Hotel Mercure, Sabang, Jakarta Pusat. Kamis, (14/4/2022)

Acara yang dibuka oleh Staf Khusus Menteri Kominfo Philip Gobang ini dilaksanakan secara hybrid dan menghadirkan beberapa narasumber, para praktisi media hingga akademisi yakni Rektor Universitas Tarumanegara, Agustinus Purna Irawan, Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Redaktur Majalah Hidup, Yustinus Wuarmanuk dan Bondan Wicaksono dari PP Pemuda Katolik.

Bacaan Lainnya

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma dalam sambutannya menyampaikan bahwa gerakan nasional pemuda penggerak transformasi digital atau disingkat Petra Digital ini merupakan gerakan penguatan literasi digital yang akan dijalankan oleh Pemuda Katolik di 37 Keuskupan, dan kurang lebih 1288 paroki di seluruh wilayah Indonesia. 

Program ini, kata Gusma, merupakan wujud kerjasama dengan Kominfo dan ini adalah kesempatan yang baik bagi kader-kader Pemuda Katolik untuk berkontribusi bagi bangsa dalam rangka mempercepat akselerasi visi besar transformasi digital melalui gerakan nasional ini.

“Dalam rangka mecapai Tansformasi Digital Indonesia, bersama Kominfo Pemuda Katolik akan melakukan penyiapan talenta digital mulai dari tingkat basic terkait literasi digital, tingkat intermediate terkait pelatihan keterampilan bidang TIK, dan tingkat advanced terkait Digital leadership academy demi menyiapkan pemimpin yang mahir dalam pengambilan keputusan penting di era digital sekarang dan yang akan datang.” jelas Gusma.

Kesempatan yang sama, Menkominfo Johnny Gerard Plate dalam sambutannya lewat video, mengatakan Kominfo menargetkan di tahun ini sebanyak 50 juta masyarakat di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia yang cakap digital. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ruang digital yang gelap karena perundungan, konten negatif, bahkan adanya kesempatan lahirnya terorisme.

Pos terkait